PR IPNU-IPPNU Karangdowo Jadikan Ziarah sebagai Wasilah Kemajuan Organisasi
Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) Dusun Karangdowo Palang, Tuban, Jawa Timur ziarah ke makam Ayah Sunan Ampel (Maulana malik ibrahim Asmoroqondi) secara rutin dua bulan sekali. Bahkan kegiatan dalam rangka ngalap berkah ulama ini sudah menjadi acara wajib.
Ketua PR IPNU Karangdowo, Wiwit Wasito mengatakan, di samping ngalap berkah, kegiatan ini juga dijadikan wasilah kader IPNU-IPPNU kepada para wali untuk bisa menjaga keberlangsungan organisasi, juga masing-masing pengurus dan anggota.
"Tentu dengan kegiatan keagamaan seperti ini, ziarah kepada makam Mbah Asmoroqondi, kami yakin akan berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi dan berefek kepada semangat masing-masing dari pengurus untuk berorganisasi dengan baik di bawah naungan Nahdhatu Ulama," jelasnya.
Ia meyakini ziarah kepada wali Allah memiliki kekuatan tersendiri. Meski tidak tampak, kader IPNU-IPPNU perlu terus melestarikan ziarah agar bisa menjalankan amanah organisasi dengan baik.
Ke depan, imbuhnya, ziarah ini akan semakin dirutinkan, tidak hanya setiap dua bulan sekali, namun bisa jadi lebih dari itu. Seperti saat liburan sekolah, pengurus punya waktu yang longgar untuk dimanfaatkan dengan melakukan ziarah.
"Diadakan ziarah ke makam Mbah Asmoroqondi ketika setiap dua bulan kali, karena kami kami mencari lokasi ziarah yang strategis atau yang dekat dengan lingkungan kami seperti makam Mbah Asmoroqondi, Makam sunan Gesing dan lain-lain,".
Sementara itu, Ketua PR IPPNU Karangdowo, Faidah Naely mengemukakan, program ziarah banyak dilakukan oleh pengurus IPNU-IPPNU lainnya. Ia mengimbau agar ziarah tersebut bisa dilaksanakan dengan istiqamah. Perempuan yang kerap disapa Naely ini berharap, kader-kader IPPNU dapat menjaga kesolidan. Sehingga dalam menjalankan dengan program-programnya bisa maksimal.
"Semoga PR IPNU-IPPNU Karangdowo bisa bikin para guru kami bangga dan bisa meneruskan perjuangan para pendiri Nahdhatul Ulama," pungkasnya.
Kontributor: Sendi Dwi Renita
Editor: Resmiasih