Angkutan Umum

Jum'at siang aku dapat amanat dari bapak untuk ngantar sepedah motor di bengkel  langanan orang tuaku itu.

Yahh..... karena disuruh nunggu soalnya antre lama jadi aku punya inisiatif untuk pulang aja setelah itu aku ambil sore-sore, perjalanan dari rumah ke bengkel lumayan jauhlah tapi tidak seberapa karena masih lingkup Kecamatan hiihihi😁.

Setelah itu aku harus menghentikan angkot untuk aku naiki dan nanti minta di jemput adik saya, saya khawatir jika nanti minta jemput di bengkel soalnya harus berurusan dengan jalan raya,,, bukanya adik saya ngak bisa naik motor tapi aku yang tak tega hehehe😁 jadi nanti tinggal minta jemput di suatu tempat gitu aja.

ini merupakan pengalamanku naik angkot kedua kalinya, hehehe pertama ketika baru masuk Aliyah dan yang kedua iya hari ini wkwkwwkšŸ˜šŸ˜‚saya takut pengalaman dulu naik angkot terulang lagi.

Tak lama kemudian aku berhasil mendapatkan angkot, baru naik suasana angkot sepi dan penumpangnya pada pakek masker semua, aku ingat saat  sekarang ini corona lagi happening banget. Dimana-mana dibahas. Di tv bahas corona, di hp bahas corona, di dunia nyata bahas corona, mungkin di dunia ghaibpun sama. 

Di tengah-tengah perjalanan, tenggorokanku rasanya  tidak enak.

"Uhuuukk" 

Mati aku. Pasti semua melihat ke arahku. Secara kehadiran Si Virus ini membuat masyarakat ketakutan berlebih. Ada yang batuk, takut terkena corona. Ada yang flu, takut terkena corona.

Dan benar dugaanku. Semua langsung melihat ke arahku, bahkan Pak supirpun melirik lewat kaca cermin.

Tak hanya itu. Ibu-ibu yang tadinya duduk di sampingku bergeser sedikit menjauh dariku. Astagfirullah. Separno itukah kalian?

Hey...!! Aku hanya batuk biasa, bukan terkena corona. Ya kali positif corona naik angkot. Hadeuh.

Sial, tiba-tiba aku pengen batuk lagi. Bagaimana ini? Kalau aku batuk, nanti suudzonnya mereka lebih. Kalau aku tahan, dada sakit dan tenggorokan perih.

Daripada aku dicurgain dan kemungkinan terburuknya nanti dipaksa turun. Lebih baik dengan sekuat tenaga aku tahan untuk tidak batuk. Aku tutup hidung dan mulut menggunakan tangan. Bismillah, kataku. Mudah-mudahan rasa pengen batuknya hilang.

Belum lama aku bertahan, tiba-tiba...

"Broooottt... Duutt"

Semua melihat sebentar.

Ya Allah... Hancur sudah pertahananku sedari tadi. Aku tutup hidung dan mulut supaya mulutku tidak berbunyi. Eh, malah yang bawah bunyi.

Pasti malu ya? Yey, jangan ditanya lagi. Malunya itu sampai ke hati, lambung, ginjal, paru-paru, usus halus, usus besar, bahkan sampai ke tulang-tulang. 

Aku juga tahu kok. Mereka semua tahu darimana sumber bunyi itu. Buktinya mereka melihat ke arahku. Mereka juga sebenarnya pengen ketawa, tapi lebih memilih diam karena takut aku malu. Benerkan? Ayoo lho ngaku!

Mungkin rasanya akan biasa aja kalau hanya "ciis" tidak berbunyi. Paling kalau berbau nanti dalam hati mereka saling tuduh menuduh. Ini mah udah bunyinya "brot" dikasih ujungnya "dut" lagi. Untung gak keluar sama temennya. Hahaha.

Awas ya kau corona!!

Pesan untuk diriku dan dirimu: Lain kali kalau pengen batuk. Mending batuk aja. Bodo amat mau dicurigain juga. Daripada harus nahan malu yaa kan? Hahaha.

Penulis : Wiwit Ws
Editor : Cak Rul


Anda mungkin menyukai postingan ini